Selasa, 20 Januari 2015

Pentingnya Komunikasi Dalam Manajemen

Nama : Tiara Iranasari
kelas : 3PA08
NPM : 17512371
PSIKOLOGI MANAJEMEN 

Pentingnya Komunikasi Dalam Manajemen.

Komunikasi adalah suatu proses dimana upaya dalam membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. 

Sering terlihat bahwa manager tidak menyadari pentingnya komunikasi di tempat kerja dan dengan demikian tidak menyampaikan ide-ide mereka, tujuan perusahaan, visi dengan sangat jelas. Ketika para senior tidak dapat menciptakan lingkungan yang terbuka dan komunikasi yang jelas, maka memiliki dampak negatif pada budaya kerja dan produktivitas karyawan. Sebuah perusahaan dimana tidak ada berbagi informasi antara dua atau lebih individu, maka pemborosan sumber daya akan sering timbul. Untuk menghindari ini, komunikasi yang efektif di tempat kerja harus didorong untuk keberhasilan perusahaan secara menyeluruh. 

Adapun peran komunikasi yaitu : 
  • menciptakan kepuasan kerja : perusahaan wajib mendorong korespondesi terbuka dan mudah antara senior dan bawahan. Jika lingkungan kerja ramah dimana bawahan di dorong untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada manajer mereka mengenai pekerjaan terkait, dan umpan balik mereka merasa dihargai dalam perusahaan. 
  • menyelesaikan konflik : komunikasi yang terbuka ditempat kerja dapat membantu mencegah dan menyelesaikan konflik. misalnya jika dua karyawan memiliki ketidaksetujuan atas beberapa masalah, maka konflik tersebut diselesaikan melalui diskusi bersama.
  • meningkatkan produktivitas : komunikasi yang efektif di tempat kerja adalah hal yang paling penting bagi keberhasilan dan kegagalan sebuah perusahaan. setiap perusahaan memiliki seperangkat tujuan yang jelas, tujuan dan visi. 
  • masa depan : kita semua tahu bahwa komunikasi adalah proses dua arah. semua karyawan dan manager dalam suatu perusahaan berkomunikasi dengan jelas. manager harus membangun hubungan kerja yang menyenangkan dengan karyawan mereka, sehingga karyawan tidak ragu untuk mendekati mereka. 
  • pembentukan hubungan : komunikasi terbuka , baik antara karyawan dan manager atau antara manajemen dan karyawan mengarah pada pembentukan hubungan pribadi dan profesional yang lebih baik. 
  • pemanfaatann sumber daya : jika sebuah perusahaan menghadapi masalah, krisis dan konflik akibat miskomunikasi antara karyawan.
Pentingnya komunikasi di tempat kerja dapat diringkas dalam dua kata "kepuasan kerja" . Jika karyawan puas kerja dalam suatu perusahaan , tidak menyangkal fakta bahwa masa depan perusahaan benar-benar terjamin.

Referensi :
-http://www.wedaran.com/4804/pentingnya-komunikasi-yang-baik-di-tempat-kerja/
-http://www.academia.edu/6720272/Arti_penting_komunikasi_dalam_organisasi_softskill

Stres dan Konflik Dalam Manajemen

Nama : Tiara Iranasari
Kelas : 3PA08
NPM : 17512371
PSIKOLOGI MANAJEMEN

Stres dan Konflik Dalam Manajemen.


A. Konflik dalam Manajemen 

Konflik terjadi dalam situasi dimana kepentingan antar pihak berbeda dan terdapat usaha untuk saling
menghalangi kepentingan masing-masing.  Konflik dapat berupa ketidaksepakatan mengenai

substansi suatu masalah dan atau masalah yang bersifat emosional : 
  • Konflik substansial melibatkan ketidaksepakatan terhadap tujuan, sumber daya, reward, kebijakan, prosedur maupun tugas dalam pekerjaan. 
  • Konflik emosional berasal dari perasaan marah, tidak percaya, takut, penolakan maupun perselisihan yang bersifat personal. 
Jenis Konflik yaitu : 
  • Konflik fungsional adalah konflik yang bersifat konstruktif dan membantu dalam meningkatkan kinerja organisasi. Konflik ini mendorong orang untuk bekerja lebih keras, bekerja sama dan lebih kreatif.
  • Konflik disfungsional adalah konflik yang bersifat destruktif dan dapat menurunkan kinerja organisasi. misalnya: dua orang karyawan tidak bisa bekerjasama karena permusuhan pribadi; anggota komite yang tidak dapat menyetujui tujuan yang ditetapkan organisasi. Terlalu banyak maupun terlalu sedikit konflik akan bersifat disfungsional sedangkan konflik pada tingkat moderat akan bersifat fungsional.
Penyelesaian konflik : 
  •  Bersikap tidak peduli.
  • Menekannya. Menekan konflik yang terjadi menyebabkan menyusutkan dampak konflik yang negatif, tetapi tidak mengatasi. Menekan hanya sebuah pemecah konflik yang semu.
  •  Menyelesaikannya.
B. Stres Dalam Manajemen.

Stress adalah tekanan yang dialami oleh individu dalam menghadapi tuntutan, kendala, maupun peluang.
Penyebab stress (stressor): 
  • Faktor pekerjaan: tuntutan pekerjaan terlalu banyak/sedikit, konflik peran, ambiguitas peran, hubungan interpersonal yang buruk, perkembangan karir yang terlalu cepat/lambat.
  • Faktor personal: kebutuhan, kemampuan, dan kepribadian.
  • Faktor non pekerjaan: masalah keluarga, ekonomi, dan hubungan pribadi. 
       Stres dapat dikatakan sebagai akibat dari konflik. Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan pada karyawan ditempat kerja dimana dapat disebabkan karena tuntutan kerja yang terlalu banyak atau hubungan yang buruk antar karyawan. Stres dalam tiap orang berbeda-beda tergantung bagaimana orang tersebut memberikan respon terhadap tuntutan atau tekanan dalam pekerjaannya. Dalam beberapa kasus, stres tidak selalu bernilai negatif ada juga yang bernilai positif.        Misalnya, beberapa orang bekerja lebih baik menjelang deadline dan dalam tekanan waktu, sementara yang lainnya mungkin menjadi problematis.
Stres di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu karyawan. Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad mood, muram, bosan dan sikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku karyawan, seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen terhadap organisasi.

Adapun dua macam jenis stres : 
  • Stress konstruktif: stress yang dapat digunakan untuk meningkatkan kerja keras, mendorong kreatifitas, dan menjadikan seseorang menjadi lebih rajin. Stress pada tingkat yang rendah sampai tingkat moderat dapat memberikan energi positif pada individu maupun organisasi.
  • Stress destruktif: stress yang dapat mengganggu individu maupun organisasi. Stress yang tinggi dapat menyebabkan turunnya produktifitas, timbulnya kesalahan dan kecelakaan kerja, ketidakpuasan dan rendahnya kinerja serta mengganggu kesehatan sistem fisik dan mental individu.
Referensi : 
Sweeney, Paul D. & McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behavior: solution for management. International Edition. McGraw Hill Inc.

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-CHAIRUL_FURQON/Artikel-konflik_%26_stres_dalam_organisasi.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mimin%20Nur%20Aisyah,%20M.Sc.,%20Ak./Bab%2011%20Manajemen%20Konflik.pdf

Senin, 12 Januari 2015

Control-control dalam manajemen - Minggu 1 Psikologi Manajemen

Nama : Tiara Iranasari
Kelas : 3PA08
Npm : 17512371

Kontrol biasa juga disebut pengendalian. 
Pengontrolan ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur besarnya harga suatu besaran kemudianmengadakan kegiatan untuk membatasi penyimpangan terhadap suatu harga yang diinginkan. dalam KKBI kontrol adalah pengawasan, pemeriksaan, pengendalian. 

Dalam pengontrolan terjadi empat langkah yaitu :
  1. pengukuran (measurement)
  2. perbandingan (comparation)
  3. menghitung (judgement)
  4. mengoreksi (correction)
Manajemen adalah suatu rangkaian aktifitas (termasuk perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan padapenggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkansecara efektif dan efisien.

Dalam manajemen terdapat kontrol-kontrol manajemen yaitu : 

  • (Awal) Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.

  • (Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
  • (Akhir) Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.